Sabtu, 17 Oktober 2009

Google Wave

Saat ini, sebuah perubahan kembali berada di depan mata. Tepatnya, Google menawarkan sebuah layanan bernama Google Wave yang disebut-sebut akan mengubah cara berkomunikasi via internet. Apakah sebenarnya Google Wave?

Komunikasi dan Kolaborasi Masa Depan

Diumumkan kali pertama pada 27 Mei 2009 dalam Google I/O Conference, Google Wave diperkenalkan sebagai layanan web based untuk berkolaborasi dan berkomunikasi, serta didesain untuk menggabungkan layanan e-mail, instant messaging, wiki, dan social networking.

Google Wave dibangun oleh Rasmussen bersaudara (Lars dan Jens), yang juga otak dibalik pembuatan Google Maps. Google Wave sendiri diharapkan akan tersedia pada tahun 2009 ini, tetapi bahkan sebelum produk ini resmi dirilis, pembahasan mengenai Google Wave sudah cukup hangat. Bukan hanya karena nama besar Google dan para engineer-nya yang menjadikan hal ini menarik, tetapi karena ide dan teknologi di belakangnya bisa dikatakan berani dan revolusioner. Betapa tidak, bayangkan seberapa terbiasanya kita melakukan rutinitas komunikasi melalui e-mail, layanan social networking seperti Facebook, atau chat melalui instant messaging? Seluruh kegiatan tersebut saat ini kita lakukan secara terpisah, tetapi Google Wave berambisi menggabungkan semua fungsi tersebut, dalam sebuah layanan berbasis web yang hanya mengandalkan sebuah browser.

Wave

Ide dasar Google Wave sebenarnya sederhana, sebuah “wave” diartikan sebagai sebuah objek yang menampung kumpulan text, link, gambar, video, dan elemen multimedia lainnya yang tersimpan pada server, wave di-share dan dikolaborasikan antarpengguna sehingga bersifat dinamis, dapat ditambah, dihapus, atau diubah pada poin-poin tertentu.

Secara sederhana, Anda dapat menganalogikan “wave” sebagai sebuah chat conference pada instant messaging. Disana tentu terdapat segudang informasi yang melibatkan banyak partisipan di dalamnya, tetapi informasi tersebut tidak selalu mudah diorganisir dan dikolaborasikan.

Dukungan API

Pihak Google telah menyediakan API (Application Programming Interface) yang mengizinkan developer untuk turut membangun Google Wave. Terdapat dua tipe development API ini:

  1. Extension.

Terbagi lagi menjadi dua bagian besar, yang pertama adalah extension robot yang berfungsi untuk melakukan suatu pekerjaan secara otomatis, contohnya pemeriksaan ejaan yang benar pada kata yang diketikkan, atau translator otomatis yang mampu menerjemahkan pesan yang diketikkan dari/ke bahasa tertentu. Yang kedua adalah extension gadget yang menyediakan interaksi antarpengguna, contohnya gadget berupa game, map, polling, dan seterusnya.

  1. Embed.

Mengolaborasikan website eksternal dengan Google Wave. Salah satu contoh yang menarik adalah interaksi antara Google Wave dengan sebuah blog, dimana Anda dapat memberikan komentar pada sebuah blog melalui jendela Google Wave Anda, dan komentar tersebut dapat langsung terbaca oleh pengunjung blog yang bersangkutan.

Paradigma di Balik Google Wave

Google Wave tidak hanya menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dan berkolaborasi melalui internet, tetapi juga menunjukkan sebuah paradigma yang jelas, bahwa data terletak pada sisi server.

Tampaknya Google memang cenderung mengarahkan produknya ke ranah online, dengan demikian dapat tercipta kegiatan kolaborasi dan sharing para pengguna.

Google Web Toolkit

Melihat fitur-fitur Google Wave yang sangat interaktif untuk sebuah aplikasi berbasis web, Anda mungkin telah menduga bahwa teknologi yang berperan besar adalah teknologi AJAX/Java Script. Tetapi untuk menghasilkan script-script tersebut, Google Wave menggunakan Google Web Toolkit (GWT), yang merupakan sekumpulan tool untuk developer menciptakan aplikasi front-end Java Script yang kompleks, tool ini sendiri menggunakan bahasa pemograman Java.

Kompetisi Wave

Jika teknologi Google Wave ini berhasil membuat pengguna berpaling, kemungkinan kita akan melihat kompetisi layanan wave seperti halnya kompetisi layanan e-mail. Setidaknya, saat ini kita sudah dapat melihat contoh layanan wave selain Google Wave, yaitu PyGoWave-server. PyGoWave dibuat menggunakan API Wave yang disediakan Google, walaupun demikian, interface maupun fitur-fiturnya tidak dimaksudkan untuk mewakili Google Wave.

Google Wave Federation Protocol

Perubahan besar yang ditawarkan Google Wave sebenarnya terletak pada protocol yang digunakan, yaitu Google Wave Federation Protocol yang merupakan perluasan dari XMPP (Extensible Messaging and Presence Protocol), sebuah open protocol berbasis XML. Protocol ini mengadopsi e-mail protocol yang telah kita kenal selama kurang lebih 40 tahun terakhir.

Pada sistem e-mail, Anda memiliki domain dan server tersendiri yang berkomunikasi dengan domain/server lainnya melalui internet. Hal yang sama diterapkan oleh Wave Federation Protocol, semua orang atau perusahaan dapat memiliki sistem wave sendiri yang dapat dikustomisasi, untuk kemudian berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sistem wave lainnya.

Menjadi Lebih Baik

Setiap perubahan selalu diharapkan menjadi lebih baik, cara lama berubah menjadi cara baru, kadang dalam waktu yang relatif cepat. Anda yang sering mengalaminya mungkin merasa menyesal lahir di zaman ini, terutama jika Anda berpikir teknologi tercipta untuk mempermainkan Anda, yang dipaksa mengikuti arus.

Kenyataannya, teknologi tercipta untuk dimanfaatkan. Berharap menemukan cara mutakhir sebagai solusi untuk semua masalah memang sulit, tetapi selalu ada pilihan terbaik untuk menyelesaikan sebuah masalah.

So, Google Wave akan segera hadir, manfaatkan untuk meningkatkan produktivitas Anda ke arah yang lebih baik.

Sumber: PC Media

0 Comments:

Post a Comment